Selasa, 30 Desember 2008

My Guardian Angel

MY GUARDIAN ANGEL

Aku menyukai nya sejak pertama melihatnya. Dia lelaki kecil yang selalu melindungiku dari serangan anak lain bila ada yang mengangguku. Dia bahkan teman yang pertama marah bila ada yang menyakitiku. Di dekatnya aku merasa aman. Didekatnya pula aku merasa diriku indah. Didekatnya aku bisa bebas menjadi diriku sendiri.

Aku ingat ketika mama memarahinya saat aku pulang bersamanya basah kuyup di guyur hujan. Mama tak pernah memperbolehkan aku bermain lagi dengan teman kecilku. Pernah aku mencuri kesempatan untuk bertemu dengan teman kecil ku itu, dan kami puas bermain bersama. Kami menyelinap ke hutan dan bermain hide and seek.

Mama memberitahu kalau kami segera pindah rumah. Aku sedih sekali, harus berpisah dengan temanku itu. Sebelum berpisah, aku menyempatkan memberinya sebuah "gift". Kuberikan dia sebuah patahan bandul kalung berbentuk hati. Itu menandakan pertemananku dengannya. Dia memegang sebelah patahan berbentuk hati itu, sementara aku juga memegang sebelahnya. Kami berharap bila suatu hari nanti bertemu lagi, kami bisa menyatukan hati itu. Hati itu lambang pertemanan kami. Aku menangis menatap dirinya yang semakin menjauh saat mobil keluargaku meninggalkan rumah kami perlahan. Itulah akhir perjumpaan ku dengannya.

15 tahun berlalu. Aku telah menjelma menjadi seorang gadis yang mejalani kehidupanku sendiri. Aku punya pekerjaan yang lumayan dan aku mencintai pekerjaanku. Desaigner pakaian. Aku senang sekali bila bisa melihat karya ku dikenakan oleh orang lain. Itu berarti mereka telah menerima hasil karyaku.
Mamaku bahagia melihat ku dengan pekerjaanku. Tapi mama sedikit mengeluh, dia memintaku untuk segera menikah dan membentuk keluarga baru. Dia menyentuh bahuku dengan lembut.

Aku masuk ke kamar dan berganti baju. Aku mencoba lingerie baru yang baru saja kubeli. Kukerlingkan sebelah mataku dan tersenyum. Cantik. Aku cantik dan kuakui itu. Tiba2 aku baru sadar saat sebuah benda jatuh menimbulkan bunyi denting yang agak kencang. Aku memungut benda itu dan ingatanku kembali ke belasan tahun silam. Benda bentuk patahan hati itu telah mengingatkanku pada seseorang. Dimana dia sekarang?
Aku merindukannya tiba2.

Esok harinya aku memesan tiket untuk kembali ke tempat tinggalku dulu. Aku meninggalkan pesan pada mama bahwa aku ingin liburan dulu. Dan aku berjanji dalam beberapa hari aku pasti pulang. Mama mengijinkanku dan mengecup keningku. Perjalanan itu tidak banyak memakan waktu karena hanya beberapa jam saja. Aku telah sampai di tempat ku dulu tinggal. Aku bertanya pada beberapa penduduk setempat mengenai orang yang dulu ku kenal. Tapi tak ada yang mengenalnya. Keluar dari beberapa tempat, aku hampir saja menabrak seseorang. Dia hampir saja marah saat itu, tapi tidak jadi. Aku juga bertanya padanya apa dia mengenal orang yang ingin kutemui. Dia hanya menggelengkan kepalanya.
Aku hampir putus asa saat tak ada petunjuk mengenainya sama sekali. 2 hari aku mencarinya. Dan akhirnya aku memutuskan pulang. Aku memutuskan untuk melupakannya.

Di jalan, aku hanya bisa memegangi bandul patahan hati itu. Baru 30 menit berjalan, bus yang ku tumpangi berhenti. Ternyata di depan ada jalan longsor. Kami tak bisa terus. Cuaca pun memburuk, ada badai. Aku turun dari bus. Karena jalan licin, aku tergelincir dan meluncur ke bawah. Baju yang kupakai tersangkut pada ranting pohon. Agak sobek. Pandangan ku gelap. Aku hanya ingat dengan sepasang tangan yang menolongku tapi tak terlihat wajahnya.

Aku siuman dan sadar sedang di rumah sakit. Tangan ku di perban dan bajuku telah di ganti. Suster lalu lalang didepanku. Aku bertanya siapa orang yang telah menyelamatkan nyawaku pada salah satu suster itu. Suster itu hanya menjawab dan menunjuk pada ruang mayat di sudut kamar. Dia bercerita orang yang menyelamatkanku tak tertolong nyawanya.
Aku memaksakan diri untuk berjalan dan melihat orang yang telah menolong nyawaku. Ku buka kain yang telah menutup wajahnya sampai ke leher. Aku terkejut saat aku mengenali benda yang ku kenal sangat. Bandul patahan bentuk hati. Orang yang kini terbaring kaku di depanku adalah orang yang selama ini ku cari. Malaikat kecilku dulu.

Dia akan selalu menjadi malaikat kecil ku, pelindungku. Cinta tanpa pamrihku, yang akan selalu menjagaku. Mungkin memang cinta tak harus memiliki. Tapi aku akan selalu mencintainya.

Ani

Senin, 29 Desember 2008

Aku....

Aq itu cuma orang biasa yang suka banget travelling ke tempat2 yang blm pernah aku singgahi. Taun ini menjelajah Jogja, mungkin taun depan aku menjelajah daerah Solo. Travelling itu menyenangkan banget, di tengah kejenuhan kerja aku bisa ngeliat tempat2 yang bagus, unik. Ketemu dengan orang2 baru dgn semangat baru. Pengen ke Grojogan sewu, waduk gajah mungkur juga hehehe. Masa ngaku orang solo tapi lom pernah ke tempat wisatanya hehehe.

Jogja already accomplish this year. Sebenernya, rumah otoosan agak jauh juga sih soale di wonosari, jadi klo mo ke Malioboro agak jauh hehehe. Rumah yang nantinya bakal di tempatin orang tua ku pas udah ga kerja nanti. Dan nantinya aku bakal sering pulang ke Jogja kalau orang tuaku menempati rumah itu.

Cowok ber blankon and slayer batik itu ....

29 Dec 2008

Yesterday on my way back home from Jogja to Jakarta alone thru Giwangan terminal.
I arrived there at 2 pm. There is a little problem w/ my ticket and I have to wait first. I’m just affraid that I can’t go back to JKT on that day. The problem solved in a couple of minute.
They give me ticket for Santoso seri I. So I just go back and sit at the waiting room at the terminal. I just notice that there was a man wearing a black leather jacket, black blankon and batik slayer just watching at me. May be he saw me panic. That man quite cute. But he left for his bus first. He is using Santoso too.


And I sit at the terminal alone, waiting the bus until 4 o’ clock. It means that I already wait there for 2 hours. What a day. The bus coming then. Dan 2 hours kmdian, di oper di Magelang using seri I. Bis nya dah parkir lama di sana ternyata.


I was surprised that he was there too, cowok blankon item and slayer batik. He sits next to my left, berseberangan ma bangku gw. Kok bisa ya? Bis nya dia kan dah jalan 2 jam yang lalu.
Di sebelah kanan gw juga ternyata orang yang nungguin bis di ruang tunggu dan liat gw juga dari jam 2 siang. Orang itu katanya baru aja ke rumah eyangnya di Jogja.


Ada 1 hal yang making me impress liat cowok blankon item itu, dia baru aja memberikan jatah makan yang dia dapet dari bis ke pengamen. Orang yang baik. He is wearing glasses, back pack with 2 square pin at the bag. Meanwhile the other man who is sitting next to me is wearing red jacket, red syal dan sarung tangan rajutan warna abu2. Very well prepare krn mlnya dingin banget. Ngobrol sebentar, ternyata orang yang sopan. At list, by their existence, gw merasa terhibur. I’m not alone. Orang2 yang sopan dan well educated. I like that kind of person.
1 lagi, blankon dia itu pas banget di kepalanya, dan slayer batik itu dia pake wat nutupin mukanya dari AC pas tidur. Dia mo ke Ciawi ternyata.


Dan untungnya pula, orang yang di sebelah gw tahu jalan, mungkin dia sering bolak balik Jogja. He works in Jakarta too.

Exactly, I just say good bye to someone that I start to like, that doesn’t understand how to appreciated women. He doesn’t even know that this is a farewell party from me to him.
Semua ada hikmahnya. Alhamdulillah, di balik kesedihan gw, Tuhan sedang berbicara tentang kebaikan melalui orang yang baru gw kenal. Pada saat 1 pintu kebahagiaan tertutup, pintu lain ternyata terbuka. Semua jadi pelajaran wat gw.
Bener juga, everything happen for a reason. Bahkan orang yang baru kita kenal juga bisa jadi guru kita.